BANK
BRI
MAKALAH TENTANG BANK BRI
Nama
Kelompok :
1.
Mukhaimin Jamil (35112147)
2.
Richard Dirgantara
3.
Riki Yulianto
4.
Roberto Hans
5.
Sabba Sukhama
Kelas
: 3DB07
Tugas
Softkill#
UNIVERSITAS GUNADARMA
1.
Latar Belakang
Bank
Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di
Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto,
Jawa Tengah oleh Raden Bai Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerkertosche Hulp
en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau “ Bank bantuan dan simpanan milik kaum
priyai purwokerto “, suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang
berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember
1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Sejak 1 Agustus 1992
berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan peraturan pemerintah
RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan
BRI saat itu masih 100% ditangan Poemerintah Republik Indonesia. Pada tahun
2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini,
sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero).
2.
Sejarah Bank BRI
Pada
awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh
Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs
Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan
Indonesia (pribumi). Berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang dijadikan sebagai
tanggal kelahiran BRI.
Pendiri
Bank Rakyat Indonesia Raden Aria Wirjaatmadja pada masa setelah kemerdekaan RI,
berdasarkan dengan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan BRI
sebagai Bank Pemerintah pertama yang didirikan di Republik Indonesia. Karena
adanya situasi perang untuk mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948,
kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai diaktifkan
kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan perubahan nama
menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41
tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan
peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM).
Kemudian
berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintergrasikan
ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan
Nelayan. Setelah berjalan selama satu bulan keluarlah Penetapan Presiden No. 17
tahun 1965 tentang pembentukan Bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia.
Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks
BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural,
sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).
Berdasarkan
Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Pokok Perbankan dan Undang-undang No.
13 tahun 1968 tentang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank
Indonesia sebagai Bank Sentral yang ada di Indonesia dan Bank Negara Indonesia
Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipecahkan menjadi dua Bank yaitu Bank
Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan
Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI
sebagai Bank Umum. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang perbankan No.
7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah
menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang kepemilikannya masih 100%
ditangan Pemerintah. PT. BRI (Persero) yang didirikan sejak tahun 1895
didasarkan pelayanan pada masyarakat kecil sampai sekarang tetap konsisten,
yaitu dengan fokus memberian fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil
atau rakyat miskin.
Hal
ini tercermin pada setiap perkembangan penyaluran KUK pada tahun 1994 sebesar
Rp. 6.419,8 milyar yang meningkat menjadi Rp. 8.231,1 milyar pada tahun 1995
dan pada tahun 1999 sampai dengan bulan September 1999 sebesar Rp. 20.466
milyar. Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat maka
sampai dengan saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai Unit Kerja yang
berjumlah cukup banyak, yaitu 4.447 buah Unit Kerja diselurul Indonesia.
3.
Visi dan Misi Bank BRI
·
Visi BRI
Menjadi bank komersial
terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.
·
Misi BRI
Melakukan kegiatan
perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil
dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat. Memberikan
pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan
didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dan teknologi informasi yang
handal dengan melaksanakan manajemen risiko serta praktek Good Corporate
Governance (GCG) yang sangat baik. Memberikan keuntungan dan manfaat yang
optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders).
4.
Direksi dan Dewan Komisaris Bank BRI
Susanan
Direksi Bank BRI
1. Asmawi
Syam
Direktur Utama/ President Director
2. Sunarso
Wakil Direktur / Deputy President
Director
3. Djarot
Kusumayakti
Direktur / Director
4. Gatot
Mardiwasisto
Direktur / Director
5. A.
Toni Soetirto
Direktur / Director
6. Randi
Anto
Direktur / Director
7. Susy
Liestiowaty*
Direktur / Director
8. Zulhelfi
Abidin*
Direktur / Director
9. Donsuwan
Simatupang*
Direktur / Director
10. Haru
Koesmahargyo*
Direktur / Director
11. Mohammad
Irfan*
Direktur / Director
Susunan
Dewan Komisaris Bank BRI
1. Mustafa
Abubakar
Komisaris Utama / Komisaris Independen
2. Gatot
Trihargo*
Wakil Komisaris Utama
3. Ahmad
Fuad Rahmany*
Komisaris Independen
4. Ahmad
Fuad
Komisaris Independen
5. Adhyaksa
Dault
Komisaris Independen
6. A.
Sonny Keraf*
Komisaris Independen
7. Vincentius
Sonny Loho
Komisaris
8. Jeffry
J. Wurangian*
Komisaris
5.
Aplikasi yang digunakan pada Bank BRI
BRI
MOBILE
BRI
Mobile adalah suatu aplikasi yang mengintegrasikan beberapa aplikasi e-banking
BRI yang dapat diakses melalui smartphone (iPhone, BlackBerry, dan Android)
beserta aplikasi tambahan lainnya. Aplikasi yang terdapat dalam BRI Mobile di
antaranya adalah Mobile Banking BRI, Internet Banking BRI, Call BRI, serta Info
BRI.
Core Banking System
(CBS)
Aplikasi
real time online yang menghubungkan kantor pusat dengan unit BRI yang tersebar
diseluruh wilayah Indonesia. Selama tahun 2007 telah dilakukan penambahan unit
kerja online yaitu dengan mengimplementasi aplikasi Core Banking System yang
disebut aplikasi BRINETS pada 720 BRI Unit. Dengan implementasi ini jumlah BRI
Unit yang terhubung secara real time online pada tahun 2007 bertambah sebanyak
720 lokasi menjadi 1.690 lokasi, tersebar di tiga wilayah waktu.
Electronic Banking
Untuk
melayani nasabah 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, BRI secara terus menerus
melakukan penyempurnaan dan pengembangan fitur-fitur layanan electronic
banking. Melalui media elektronik memungkinkan nasabah untuk memperoleh
informasi, melakukan komunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui ATM,
phone banking, electronic fund transfer, dan mobile phone. Dengan menggunakan
BRI Card, nasabah dapat melakukan transaksi tunai dan non tunai di lebih dari
1.262 ATM BRI, lebih dan 28.226 ATM Bersama, ATM Prima dan ATM Link, ratusan
ribu ATM berlogo Cirrus dan Bankcard.
Enterprise
Data Model
|
Enterprise
Data Model, penyediaan monitoring tools,
dan pengembanganquery builder untuk mendukung pengembangan
operasional bank secara lengkap dan terpadu. Enterprise Data Model juga
digunakan untuk memberikan kemudahan kepada bisnis dalam membuat
laporan-laporan sesuai kebutuhan internal dan eksternal.
|
Business
Continuity Plan dan Disaster Recovery
Plan
Untuk
menjaga kepercayaan nasabah dan untuk meminimalisi resiko operasional dari
gagalnya sistem aplikasi dan infrastruktur teknologi informasi, Bank BRI telah
menyiapkan Business Continuity Plan dan Disaster
Recovery Plan yang merupakan bagian dari Business Continuity
ManagementPerusahaan. Secara periodik dilaksanakan uji coba pada sistem
aplikasi dan infrastruktur yang kritikal, dengan tujuan agar kegiatan usaha BRI
dapat tetap berjalan saat terjadi gangguan pada sarana teknologi informasi yang
dipergunakan. Selam itu, BRI juga menyiapkan Disaster Recovery Center(DRC)
pada lokasi yang berbeda dengan Data Center sebagai fasilitas
pengganti jika Data Center mengalami gangguan atau tidak dapat
berfungsi, seperti tidak adanya aliran listrik ke ruang komputer, kebakaran,
ledakan atau kerusakan pada komputer.
Avaibility Jaringan
Komunikasi
BRI harus menjaga dan memelihara availability jaringan
komunikasi yang ada. Availability ini dilakukan dengan
monitoring secara terus menerus melalui Enterprise Monitoring System serta redundancy dan
diverifikasi media komunikasi dengan menggunakan satelit dan wireless,
sebab, BRI sebagai bank dengan jaringan kerja dan operasional yang terbesar di
Indonesia serta adanya pertumbuhan dan pertambahan yang agresif dari unit kerja
yang real time on-line.
Security System
BRI secara rutin melakukan evaluasi dan audit terhadap keamanan
infrastruktur teknologi. Evaluasi dan audit ini dilakukan untuk mengurangi
resiko kelemahan dan kerawanan terhadap keamanan infrastruktur teknologi
informasi. Selain itu, BRI mulai melakukan inisiasi untuk sertifikasi Operational
IT Security, yang comply terhadap standansasi (ISO 27001:2005) yang telah
diakui secara internasional.
INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI
Diperlukan bagi Bank BRI untuk terus mengembangkan teknologi
informasinya agar dapat bersaing dengan industri perbankan lain juga demi
menciptakan competitive advantage, maka, BRI dapat menerapkan
sistem informasi sebagi berikut :
Business Intelligence
BRI Business Intelligence System dikategorikan
sebagai aplikasi untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis dan menyediakan
akses ke data guna membantu pengguna mengambil keputusan bisnis secara lebih
baik. Aplikasi ini mencakup aktivitas sistem pendukung keputusan, query,
reporting, online analytical processing (OLAP), statistical
analysis, forecasting. Singkat kata, Business Intelligence dibutuhkan
untuk mengubah data mentah menjadi informasi pendukung pengambilan-keputusan
perusahaan dan proses bisnis.
Adapun kegunaan Business Intelligence System di
Bank Rakyat Indonesia adalah :
1.
Menjadi Bank terkemuka
yang ditunjang dengan penggunaan SI/TI di Indonesia
2.
Mengumpulkan,
menyimpan, menganalisis dan menyediakan Informasi pengambil keputusan bagi
pihak manajemen dalam proses bisnis
3.
Forecasting
Customer Relationship Management (CRM)
Customer Relationship Management merupakan strategi dan usaha untuk
menjalin hubungan dengan pelanggan dan memberikan pelayanan yang memuaskan bagi
pelanggan. CRM mengintegrasikan strategi penjualan, pemasaran, dan pelayanan
yang terkoordinasi.CRM menyimpan informasi pelanggan dan merekam seluruh kontak
yang terjadi antara pelanggan dan perusahaan, serta membuat profil pelanggan
untuk staf perusahaan yang memerlukan informasi tentang pelanggan tersebut.
Tujuan CRM yaitu :
1.
Menggunakan hubungan
dengan nasabah untuk meningkatkan keuntungan
2.
Menggunakan informasi
untuk memberikan pelayanan yang memuaskan
3.
Mendukung proses
sosialisai produk berulang kepada nasabah
4.
Meningkatkan standar
& prosedur pelayanan kepada nasabah
Decision Support System (DSS)
Decision Support System (DSS) sebagai sebuah system yang memberikan dukungan
kepada seorang manajer, atau kepada sekelompok manajer yang relative kecil yang
bekerja sebagai team pemecah masalah, dalam memecahkan masalah semi
terstrukitur dengan memberikan informasi atau saran mengenai keputusan
tertentu.Informasi tersebut diberikan oleh laporan berkala, laporan khusus,
maupun output dari model matematis. Model tersebut juga mempunyai kemampuan
untuk memberikan saran dalam tingkat yang bervariasi.
Tujuan implementasi BRI Decision Support System yaitu
:
1.
Membantu manajer dalam
pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur
2.
Mendukung keputusan
manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti keputusan tersebut
3.
Meningkatkan
efektivitas menajer dalam pembuatan keputusan, dan bukannya peningkatan
efisiensi
E-Learning System
E-Learning System adalah pembelajaran jarak jauh (Distance Learning)
yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning sering
pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses
dari intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi E-Learning tidak
harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet,
distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun
termasuk pola E-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar
dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD,
selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat
di mana dia berada. Dengan E-Learning, karyawan dapat melihat
modul-modul yang pembelajaran, mengambil tugas-tugas dan ujian yang harus
dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara maya dengan instruktur, nara
sumber lain, dan pembelajar lain.
6. Produk Perbankan Bank BRI
1.
Produk Simpanan
a.
Produk Tabunagan
1.
Tabungan Britama
2.
Simpedes
3.
Simpedes TKI
4.
Tabungan Haji
5.
Tabungan Britma Dollar
b.
Deposito
1.
Rupiah
2.
Valas
3.
On Call
c.
Giro BRI
1.
Giro BRI Rupiah
2.
Giro BRI Valas
2.
Produk Pinjaman
·
Pinjaman Mikro
1.
KUPEDES
·
Pinjaman Ritel
1.
Kredit Agunan Kas
2.
Kredit Inventasi
3.
Kredit Modal Kerja
4.
KMK Ekspor
·
Pinjaman Menengah
1.
Agribsnis
·
Pinjaman Program
1.
KPEN-RP
2.
KKPE Tebu
·
Kredit Usaha Rakyat
1.
KUR BRI
3.
Produk Konsumer
·
Kartu Kredit
1.
Kartu Visa
2.
Kartu Master
·
Kredit Pemilikan Rumah
1.
KPR BRI
2.
Simulasi
·
Kredit Kendaraan
Bermotor
1.
KKB Mobil Baru &
Bekas
2.
KKB-Refinancing
3.
KKB-Harley Davidson
·
Outlet SKK
4.
Kartu Kerdit Bank BRI
ü
BRI MASTER GOLD
ü
BRI MASTER CARD
PLATINUM
ü
BRI MASTER CARD SILVER
ü
BRI VISA TOUCH SILVER
ü
BRI VISA TOUCH GOLD
7. Kejahatan pada Bank BRI
Tranksaksi Internet
Banking
PT Bank Rakyat
Indonesia (BRI) Tbk mengimbau nasabah agar berhati-hati untuk melakukan
transaksi melalu internet banking. Pasalnya, marak pembobolan rekening nasabah
BRI melalui internet banking. Corporate Secretary BRI Budi Satria mengatakan
pesatnya teknologi informasi yang digunakan oleh industri perbankan berdampak
pada peningkatan kualitas pelayanan dan juga kejahatan dunia maya. Dalam
melancarkan aksinya, para pelaku kejahatan dunia maya tidak pernah kehabisan
akal untuk menyelinap kedalam sistem perbankan. Salah satu praktik kejahatan
yang melibatkan kecanggihan teknologi yang kerap terjadi dan meresahkan
masyarakat adalah pencurian sandi dan nomor rahasia kartu kredit dengan teknik
phishing. Phishing merupakan bentuk kejahatan yang sengaja dilakukan oleh
seseorang untuk mendapatkan informasi penting yang berkaitan dengan data
keuangan seperti PIN, nomor rekening, nomor kartu kredit, dan sebagainya.
"Biasanya ditujukan kepada pengguna internet banking dengan cara peniruan
tampilan web," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Rabu
(22/4/2015).
Menurut Budi, phishing
biasanya dilakukan pada halaman internet banking, sehingga setelah 'user'
berhasil 'login' kemudian muncul halaman yang bertuliskan 'Additional
Verification' atau permintaan untuk melakukan verifikasi tambahan dengan
meminta nomor token sebelum muncul halaman utama internet banking. "Pada
tahap tersebut, nasabah perlu berhati-hati. Jangan melanjutkan transaksi
apabila muncul kolom permintaan 'additional verification' atau muncul halaman
yang tidak seperti biasanya," katanya. Saat ini, perseroan sedang
melakukan penelusuran terkait munculnya layar permintaan 'additional
verification' serta perubahan tampilan yang tidak resmi pada web internet
banking. BRI juga telah menggandeng Kepolisian RI untuk menangani kasus-kasus
cyber crime yang menimpa nasabah BRI agar dapat menjamin keamanan serta
kenyamanan nasabah dalam bertransaksi. "Kami tidak akan segan untuk
memproses secara hukum para pelaku kejahatan dunia maya yang telah merugikan
nasabah dan institusi BRI," ucap Budi. Selain menggandeng Kepolisian RI,
pihaknya juga melakukan edukasi dan sosialisasi mengenai tips bertransaksi aman
di dunia maya melalui berbagai media serta meningkatkan kewaspadaan. "Kami
juga sampaikan ke nasabah agar menghubungi call BRI di 14017 apabila ada yang
kurang jelas mengenai berbagai produk atau layanan yang diberikan BRI,"
tutur Budi.